https://www.amrullahbayan.blogger.com/blogger.g?blogID=7659611791629830661#editor/target=post;postID=828995362354148121
Jumat, 30 Desember 2016
Makalah pgsd Amrullah bayan
https://www.amrullahbayan.blogger.com/blogger.g?blogID=7659611791629830661#editor/target=post;postID=741675009588314533;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=0;src=postname
Makalah
Amrullah Bayan
Sistem Reproduksi Reproduksi pada
Manusia
Alat
reproduksi pria
Penampang alat reproduksi pria
1. Alat kelamin dalam pria terdiri
atas:
a. Testes
Berjumlah
sepasang, dan berbentuk bulat telur. Organ ini tersimpan dalam suatu kantung
pelindung yang disebut skrotum (kantong buah zakar) dan terletak diluar rongga
perut, berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan juga
hormon kelamin jantan yaitu testosteron. Testis banyak mengandung pembuluh
halus disebut tubulus seminiferus.
b. Saluran
reproduksi, terdiri atas:
Epididimis,
yaitu saluran panjang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum yang keluar
dari testis. Setiap testis mempunyai satu epididimis, sehingga jumlahnya
sepasang, kanan dan kiri. Saluran ini panjang dan berbelok-belok di dalam
skrotum. Di dalam epididimis ini sperma disimpan untuk sementara dan menjadi
matang sehingga dapat bergerak.
– Vas deferens,
yaitu saluran yang merupakan lanjutan dari epididimis. Bagian ujung saluran ini
terdapat di dalam kelenjar prostata. Fungsi vas deferens ialah sebagai jalan
sperma dari epididimis ke kantung sperma (vesicula seminalis).
c. Kelenjar
kelamin
Di samping
saluran kelamin, alat kelamin dilengkapi dengan kelenjar kelamin, yang bertugas
menghasilkan sekrit (getah) yaitu:
– Vesicula
seminalis (kantung sperma): berjumlah sepasang, dan menjadi satu kantong.
Dindingnya dapat menghasilkan cairan berwarna kekuningan yang banyak mengandung
makanan untuk sperma.
– Kelenjar
prostat: getah yang dihasilkan dialirkan ke saluran
sperma.
– Kelenjar
bulbo uretra: menghasilkan getah
– Kelenjar
Cowper: terdapat pada pangkal urethra. Getah yang diproduksi berupa lendir
dan dialirkan ke urethra.
Sperma bersama getah yang diproduksi
oleh kelenjar kelamin tadi akan membentuk suatu komponen yang disebut semen.
Semen ini akan dipancarkan keluar melalui uretra yang terdapat di dalam penis
(alat kelamin luar pria).
d. Urethra
Urethra
ialah saluran yang terdapat di dalam penis yang mempunyai dua fungsi, yaitu:
– sebagai saluran
urine dari kandung kemih (vesica urinaria) keluar tubuh
– sebagai saluran
untuk jalannya semen dari kantong semen.
Alat kelamin luar pria terdiri atas:
a. Penis
Merupakan
organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah hubungan
kelamin (senggama) antara pria dan wanita yang bertujuan untuk memindahkan
semen ke dalam rahim wanita. Dari dalam penis terdapat uretra berupa saluran
yang dikelilingi oleh jaringan yang banyak mengandung rongga darah (korpus
cavernosum). Apabila karena sesuatu hal korpus cavernosum itu penuh berisi
darah, maka penis akan tegang dan mengembang disebut ereksi. Hanya dalam
keadaan ereksilah penis dapat melakukan tugas sebagai alat kopulasi. Alat
reproduksi pada pria mulai berfungsi semenjak masa puber (± 14 tahun) sampai
tua selama manusia itu dalam keadaan sehat.
b. Scrotum
Merupakan
kantung tempat kedua testis berada.
Untuk lebih jelas mengenai alat
reproduksi pria bisa dilihat di sini.
Alat
reproduksi wanita
Seperti halnya pria, alat reproduksi
wanita juga terdiri atas alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
Alat kelamin luar wanita terdiri
atas:
Alat reproduksi wanita bagian luar
a. Celah luar yang
disebut vulva.
b. Di sebelah kiri
dan kanan celah ini dibatasi oleh sepasang bibir, yaitu bibir besar (labium
mayor) dan bibir kecil (labium minor).
c. Di sebelah
depan dari vulva terdapat tonjolan yang disebut kelentit (klitoris), yang
sejarah terjadinya sama dengan perkembangan penis pada pria.
d. Ke dalam vulva
ini bermuara dua saluran, yaitu saluran urine (urethra) dan saluran kelamin
(vagina).
Alat kelamin dalam wanita terdiri
atas:
Penampang alat reproduksi wanita
a. Ovarium
(indung telur)
Berjumlah
sepasang, kecil, dan alat ini terdapat dalam rongga badan, didaerah pinggang,
bentuknya seperti telur. Di dalam ovarium terdapat jaringan kelenjar buntu
(kelenjar endokrin) dan jaringan yang membuat sel telur (ovum) yang disebut
folikel.
b. Saluran
reproduksi
– Saluran telur
(tuba fallopi), berjumlah sepasang, kanan dan kiri. Pada bagian pangkalnya
berbentuk corong yang disebut infundibulum. Infundibulum dilengkapi dengan
jumbai-jumbai yang berfungsi untuk menangkap sel telur yang telah masak dan
lepas dari ovarium.
– Rahim
(uterus), bertipe simpleks, artinya hanya memiliki satu ruangan. Berbentuk
buah pir, dan bagian bawahnya mengecil disebut leher rahim (cervix). Dinding
rahim terdiri atas beberapa lapisan otot dan jaringan epitel. Lapisan terdalam
yang membatasi rongga rahim terdiri atas jaringan epitel yang disebut
endometrium atau selaput rahim. Lapisan ini banyak menghasilkan lendir dan
banyak mengandung pembuluh darah. Sebulan sekali, yaitu pada waktu menstruasi
(haid), lapisan ini dilepaskan yang diikuti dengan pendarahan. Dinding rahim
akan selalu mengalami perubahan ketebalan, dan peristiwanya dipengaruhi oleh
hormon.
– Vagina,
merupakan akhir dari saluran kelamin dalam yang terdapat dalam vulva dan
merupakan organ persetubuhan bagi wanita. Karena fungsinya yang penting yakni
untuk melahirkan bayi, maka organ ini banyak mempunyai banyak lipatan. Hal ini
mempermudah wanita pada waktu melahirkan bayinya, sehingga vagina tersebut
tidak sobek. Dinding vagina mempunyai banyak selaput lendir yang berkelenjar,
salah satu kelenjar yang penting ialah glandula Bartholini.
Mekanisme
produksi ovum dan siklus menstruasi
Ovarium
seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa
subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur
habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid),
dan disebut masa menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi
lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi hormon kelamin.
Mekanisme produksi sel telur oleh
folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel
telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut.
– Kelenjar
hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon
ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.
– Folikel yang
sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon
estrogen ialah:
- merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim
- menghambat produksi FSH oleh pituitari
- memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH
(Luteinizing Hormone). Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur
masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
– Setelah telur
masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan berwarna kuning
yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi
estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron. Hormon
progesteron berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan
endometrium.
– Bila sel
telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti.
Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya
aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH
menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi progesteron. Tidak adanya
progesteron dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat
dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah yang
disebut menstruasi.
– Bila terjadi
pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan melakukan
nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium. Zigot akan
berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang
terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang akan
menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya
dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).
Selaput pembungkus embrio terdiri
dari amnion, korion, sakus vitelinus dan alantois.
Janin kucing sebagai contoh
perbandingan: 1 umbilicus, 2 amnion, 3 allantois, 4 kantung kuning telur, 5
perdarahan, 6 placenta
Sakus vitelinus
(kantong kuning telur) terletak di antara amnion dan plasenta, merupakan tempat
pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah yang pertama. Selaput-selaput
tersebut berfungsi untuk:
- Melindungi embrio terhadap kekeringan dan
goncangan-goncangan.
- Membantu proses pernapasan, ekskresi dan fungsi-fungsi
penting lainnyaselama kehidupannya didalam rahim.
Amnion
Merupakan
selaput yang membatasi ruangan amnion di mana terdapat embrio. Dinding amnion
menghasilkan cairan berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga agar embrio
tetap basah dan tahan goncangan.
Korion
Merupakan
selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh
keluar membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding rahim. Jonjot-jonjot
korion menempel pada dinding rahim. Di dalamnya terdapat pembuluh-pembuluh
darah yang berhubungan dengan peredaran darah ibu dengan perantaraan plasenta.
Alantois
Terletak di
dalam tali pusat. Jaringan epitelnya menghilang dan yang menetap adalah
pembuluh-pembuluh darahnya yang berfungsi untuk menghubungkan sirkulasi embrio
dengan plasenta. Plasenta dengan embrio dihubungkan oleh tali pusat. Di
dalamnya terdapat 2 buah pembuluh nadi dan sebuah pembuluh balik yang
berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah di dalam plasenta. Zat makanan dan
oksigen dari pembuluh darah induknya melalui plasenta ke tali pusat dan
selanjutnya ke pembuluh darah embrio. Sedang zat sisa metabolisma dan CO2
dari pembuluh darah embrio, ke tali pusat, terus ke plasenta, dan akhirnya
dialirkan ke pembuluh darah ibu. Bila pertumbuhan dan perkembangan janin telah
sempurna, janin akan keluar melalui vagina. Selubung janin akan pecah, diikuti
keluarnya plasenta.
:
Langganan:
Postingan (Atom)